Monday, March 31, 2014

Sejarah Anak-suku Bantik, Minahasa, Penyusun Pdt. M. Kiroh, Agustus 1968


Saat masih remaja akhir ‘60an, saya pernah bertemu dan mengenal Bapak Matheos Kiroh, beliau tinggal di Singkil, Manado, Sulawesi Utara. Opa Theos begitu saya menyapanya.


Banyak referensi buku-buku dalam menulis sejarah anak-suku Bantik tetapi buku-buku hanya berisi cerita-cerita, kejadian-kejadian, riwayat asal-usul, yang diwariskan turun-temurun, tidak berbeda dengan apa yang beliau ketahui, bahkan beliau mengalami dan menyaksikan dengan mata-kepala sendiri tentang adat-istiadat, kepercayaan dan hal-hal yang lain. Jangankan beliau, sayapun sering mendengar langsung berbagai riwayat tuturan dari para tetua Bantik.


Dalam menyusun sejarah anak-suku Bantik ini, beliau mengadakan perjalanan keliling negeri-negeri Bantik, melihat dan bertemu dengan berbagai sumber antara lain :


·        Salmon Abuthan, pensiunan kepala sekolah di Singkil


·         Lodewijk Mandagi, Hukum Tua di Singkil

·        Magdalena Kiroh Kapugu dan suaminya, adalah ayah dan ibu kandung beliau, tinggal di Singkil

·         A. Pokatong, Hukum Tua di Malalayang

·        Oom Samoria, petani, tetua adat yang disegani, tinggal di Buha

·        Beberapa tetua adat, yang tinggal di Singkil, Talawaan Bantik, Meras, Molas, Bengkol, Bailang, Tanamon dan Sumoit.

Demikian sekedar pengantar bagaimana Pdt. Matheos Kiroh menyusun buku “Sejarah Anak-suku Bantik, Minahasa”, dengan harapan para cendekiawan Bantik dapat melengkapinya untuk cetakan ke IV, ke V dan seterusnya.

 

Jakarta, 31 Maret 2014

Jeldy Tontey